10 Tips Memilih Aktivitas Rekreasi Untuk Menjaga Kesehatan Mental
10 Tips Memilih Aktivitas Rekreasi Untuk Menjaga Kesehatan Mental – Mungkin salah satu pembelajaran terpenting dari pandemi Covid-19 adalah masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya kesehatan mental. Sayangnya, kesadaran ini berasal dari dampak pandemi terhadap kesehatan mental. Bahkan New York Times menyebutkan banyak terapi di AS yang menggambarkan gangguan mental sebagai pascapandemi.
Apa dampak nyata Covid-19 terhadap kesehatan mental dan bagaimana cara menjaga kesehatan fisik dan mental selama dan setelah pandemi?
10 Tips Memilih Aktivitas Rekreasi Untuk Menjaga Kesehatan Mental
Pandemi Covid-19 datang secara tiba-tiba, dan dunia tidak punya banyak waktu untuk bersiap menerima perubahan mendadak ini.
Mudah Lelah? Pahami 10 Kesalahan Gaya Hidup Dan Cara Mengatasinya
Mengutip dari website healthnegeriku.kemkes.go.id, pandemi memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental masyarakat. Direktur Departemen Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, drg. Vensya Sitohang mengatakan pandemi ini semakin memperburuk atau berdampak pada kesehatan mental masyarakat. Prevalensi gangguan kesehatan mental meningkat 1-2 kali lipat dibandingkan kondisi sebelum pandemi.
Kelompok yang terkena gangguan kesehatan jiwa terdiri dari kelompok yang awalnya tidak mempunyai gangguan kesehatan jiwa kemudian berkembang menjadi gangguan kesehatan jiwa, kelompok yang sejak awal mengalami gangguan kesehatan jiwa, dan terakhir kelompok yang mempunyai riwayat gangguan kesehatan fisik dan mengalami gangguan kesehatan jiwa. kesulitan mengakses layanan kesehatan. Misalnya penderita kanker, hipertensi, jantung, dan penyakit serius lainnya.
Meningkatnya jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa tercermin dari masalah bunuh diri. Diungkapkan Dr dr Hervita Diatri Sp.KJ, hasil survei yang dilakukan lima bulan setelah pandemi menunjukkan bahwa satu dari lima masyarakat Indonesia berusia 15 hingga 29 tahun pernah berpikir untuk mengakhiri hidup. Setahun setelah pandemi, berbagai penelitian menunjukkan bahwa 2 dari 5 orang pernah berpikir untuk bunuh diri. Di awal tahun 2022, berbagai penelitian menunjukkan bahwa hampir setiap detik orang mempertimbangkan untuk mengakhiri hidupnya.
Lembaga Penelitian Kebijakan Publik Indonesia menunjukkan data dari 3.443 orang yang menjalani pemeriksaan mandiri di Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) pada bulan April hingga Agustus 2022. Hasilnya menunjukkan sekitar 47,9% mengalami gejala kecemasan dan 36,1% tidak mengalami gejala kecemasan. gejala. 16% diantaranya mengungkapkan masalah trauma psikologis.
8 Manfaat Bersepeda, Anda Perlu Tahu!
Kondisi pandemi yang tidak menentu dan ketidakpastian kondisi perekonomian global yang diakibatkannya dapat membuat seseorang merasa takut, cemas, atau tidak berdaya. Apalagi di masa pandemi, banyak orang yang harus kehilangan orang-orang tercinta. Banyak juga yang was-was karena harus merawat sanak saudara yang sakit. Namun apapun situasinya, kita mempunyai kemampuan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental kita sendiri.
Stres jangka panjang juga bisa memicu masalah kesehatan mental. Salah satunya dialami oleh para freelancer. Berikut beberapa tips menjaga kesehatan mental bagi para freelancer.
Ungkapan bahwa tubuh yang sehat terdapat dalam jiwa yang sehat bukan sekedar isapan jempol belaka. Dunia medis telah menemukan bahwa otak manusia berhubungan erat dengan suatu sistem yang disebut sistem endokrin. Sistem ini berfungsi melepaskan hormon yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Koneksi yang sama terjadi secara terbalik. Artinya, emosi kita juga dapat memengaruhi cara kerja hormon-hormon tersebut di dalam tubuh kita.
Tips “self-care” Bekerja Pada Bulan Ramadhan
Artinya dengan menjaga kesehatan mental, kita juga menjaga kesehatan tubuh kita. Di sisi lain, dengan menjaga kesehatan fisik, kita juga sekaligus menjaga kesehatan mental.
Berikut 6 hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kewarasan tidak hanya saat pandemi, tapi juga pasca pandemi.
Berbicara dengan orang yang Anda percayai, baik itu teman, anggota keluarga, atau rekan kerja/sekolah, dapat membantu. Berbicara secara terbuka dan berbagi apa yang Anda alami akan membuat Anda merasa lebih baik jika jarak menjadi penghalang, berbicara secara online atau melalui telepon, bahkan melalui aplikasi chat, apa pun itu, berhubungan dengan orang lain itu penting.
Menjaga kesehatan tubuh akan membantu Anda menjaga kesehatan mental. Usahakan untuk aktif dengan berolahraga selama 30 menit sehari, baik itu lari, jalan kaki, yoga, menari, bersepeda, atau bahkan berkebun. Makan makanan yang sehat dan seimbang. Pastikan kebutuhan tidur Anda terpenuhi.
Materi Kie (komunikasi, Informasi, Edukasi) Untuk Remaja Terkait Kesehatan Mental
Cobalah untuk melakukan hal-hal yang Anda sukai dan membuat Anda bahagia, seperti memasak, bermain dengan hewan peliharaan, berjalan-jalan di taman, mengunjungi tempat wisata, membaca buku atau menonton serial favorit Anda. Rutinitas yang membuat Anda bahagia dapat membantu menjaga kesehatan mental.
Bersepeda bisa menjadi pilihan hobi yang menyenangkan dan menyehatkan. Bersepeda juga bisa dipadukan dengan pariwisata. Beberapa jalur bersepeda di Ubud mungkin bisa menjadi pilihan.
Jangan menggunakan zat terlarang seperti obat-obatan terlarang, alkohol, rokok, atau zat adiktif lainnya untuk mengatasi perasaan Anda. Zat-zat ini mungkin hanya membuat Anda merasa lebih baik dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang, Anda justru akan merasa lebih buruk. Zat-zat tersebut juga berbahaya bagi kesehatan. Selain menimbulkan kecanduan, juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan lain, seperti penyakit jantung.
Bebaskan pikiran Anda dari “pikiran gelap” atau “ide-ide gelap” dengan menghubungkan diri Anda dengan dunia di sekitar Anda saat itu. Anda dapat melakukannya dengan menarik napas pendek sebanyak tiga kali, meletakkan kaki di lantai, dan bertanya pada diri sendiri:
Daya Adicipta Motora
Jika Anda merasa tidak dapat mengatasi stres yang Anda alami, carilah bantuan profesional. Hubungi staf perawat jika memungkinkan. Saat ini sudah banyak pusat konseling yang bisa Anda hubungi bahkan ada yang menawarkan konsultasi gratis baik online maupun offline. Misalnya saja pada platform berbagi cerita.
Itulah enam cara menjaga kesehatan fisik dan mental selama dan pasca pandemi. Pandemi memang sudah berakhir, namun kesehatan mental masih menjadi ancaman nyata.
Untuk mendeteksi masalah kesehatan mental, Anda tetap harus menghubungi ahli kesehatan profesional untuk diagnosis dan bantuan yang tepat.
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya, Dr. Amalia telah bekerja di industri kesehatan selama 2 tahun dan memegang sertifikasi kesehatan seperti ACLS dan Hiperkes. Amalia juga telah bekerja di industri asuransi selama 11 tahun dan memiliki beberapa sertifikat asuransi dan kompensasi, seri dasar dan manajemen risiko. Saat ini, dr Amalia selaku Medical Claim Manager dengan senang hati berbagi tips dan informasi seputar asuransi dan kesehatan, tidak hanya kesehatan fisik tetapi juga mental yang penting untuk dijaga di masa pandemi Covid-19. Tak sedikit orang yang mengalami burnout karena terlalu lelah bekerja dari rumah. Akibatnya, mereka mudah marah dan seringkali terlalu khawatir. Dampaknya juga bisa berdampak pada anggota keluarga.
Kiat Jaga Kesehatan Mental Dari Rumah Selama Pandemi
Seperti dikutip dari situs Covid19.go.id, Ikatan Dokter Jiwa Indonesia menyebutkan tiga masalah psikologis yang dihadapi selama pandemi Covid-19. Ketiganya adalah keadaan kecemasan berlebihan, depresi, dan trauma psikologis. Bahkan, 66 persen peserta layanan diagnosa mandiri masalah psikologis PDSKJI mengaku mengalami depresi selama pandemi. Lalu bagaimana cara menghindari depresi? Berikut lima tips menjaga kewarasan di masa pandemi.
Perwakilan Perhimpunan Psikiater se-Indonesia, dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ mengatakan, tips pertama yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental adalah dengan mengurangi paparan informasi Covid-19 berlebihan yang belum diketahui kebenarannya. . Sebab pengetahuan tersebut bisa memicu rasa cemas. Selain itu, banyak juga penipuan di luar sana. Berdasarkan informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dikutip Kompas.com, terdapat 2.000 hoaks seputar Covid-19 pada awal Oktober 2020.
Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, di masa pandemi, dalam artikel tentang kesehatan mental dan kesehatan psikososial, menghimbau masyarakat untuk mencari informasi hanya dari sumber berita terpercaya. Dari sumber terpercaya tersebut, Anda dapat membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana melindungi diri Anda dan keluarga.
WHO juga mengimbau masyarakat membatasi waktu yang digunakan untuk mencari informasi terkini Covid-19. Sebaiknya Anda mengecek berita terkini Covid-19 hanya sekali atau dua kali sehari. Batasi juga update berita menjadi 5-10 menit. Berita-berita mengenai Covid-19 yang sering diupdate bisa membuat masyarakat was-was.
Proyek Siswa Dan Pembiasaan Budaya Positif Bangunlah Jiwa Raganya Di Smkn 1 Gombong
Pembatasan sosial yang luas membuat aktivitas sosial bersama teman menjadi berkurang. Anda juga lebih sering berada di rumah, baik bersama keluarga atau sendirian. Akibatnya, media sosial berubah menjadi ruang pelarian selama pandemi. Namun, ada sisi negatif dan positif dari media sosial. Sisi negatifnya adalah banyak penipuan yang beredar di media sosial. Misalnya saja hoax konspirasi Covid-19 yang menganggap bahwa Covid-19 tidak ada.
Jika Anda mengikuti seseorang yang sering memposting berita yang tidak akurat di Facebook, coba sembunyikan postingannya. Langkah ini dilakukan agar Anda tidak berakhir dengan unggahan terbarunya. Begitu pula di Twitter. Anda dapat berhenti mengikuti akun yang sering menyebarkan berita tidak akurat.
Selain sisi negatifnya, ada juga sisi positif yang bisa dimanfaatkan dalam media sosial. Misalnya, Anda bisa mencari video menghibur di Instagram atau Facebook. Anda juga bisa berpartisipasi dalam percakapan menarik langsung di Instagram untuk mengisi waktu. Atau Anda dapat mengikuti tantangan di Tiktok dengan merekam video dan mengunggahnya.
Menjaga interaksi sosial dengan keluarga dan teman dapat menjaga kewarasan. Berbagi cerita dengan keluarga dan teman dapat mengurangi ketegangan yang muncul selama pandemi. Anda bisa memanfaatkan teknologi seperti Zoom, Google Hangout, atau video call WhatsApp untuk berinteraksi dengan kerabat tanpa meningkatkan risiko terpapar Covid-19.
Health X, Perlindungan Kesehatan Terjangkau Yang Anda Nantikan!
Anda bahkan dapat mengundang keluarga dan teman untuk beraksi dengan bantuan teknologi. Misalnya, Anda, keluarga, dan kerabat Anda melakukan tur virtual ke museum, taman nasional, dan situs lainnya melalui Google Seni dan Budaya. Anda juga dapat menonton konser virtual secara live bersama atau bermain game online bersama teman. Pesta Netflix atau nonton bareng di rumah juga bisa menjadi cara lain untuk menjaga interaksi sosial dengan keluarga dan teman.
Selain menjaga keluarga dengan perlindungan kesehatan seperti asuransi, Anda juga harus menjaga kesehatan mental anak atau orang tua dalam keluarga. Sebab, kelompok usia ini rentan mengalami masalah psikologis. Ciptakan suasana aman dan ajak mereka melakukan kegiatan bersama.
Menyibukkan diri dengan aktivitas positif dapat mengalihkan perhatian Anda dari pandemi Covid-19. Anda bisa mencoba hobi baru, seperti membuat kue, berkebun, bersepeda, atau bermain musik. Aktivitas ini dapat membuat Anda rileks dan menghilangkan stres. Aktivitas fisik dapat mengurangi kecemasan dan memicu suasana hati yang menyenangkan dengan melepaskan hormon endorfin. Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018 oleh Journal of Happiness Studies yang dikutip Forbes, setidaknya berolahragalah
Tips menjaga kesehatan mental, cara menjaga kesehatan mental pada remaja, 5 cara menjaga kesehatan mental, cara menjaga kesehatan mental, tips untuk menjaga kesehatan mental, menjaga kesehatan mental, aktivitas untuk menjaga kesehatan, tips menjaga mental health, pentingnya menjaga kesehatan mental, pentingnya menjaga kesehatan mental pada remaja, aktivitas untuk menjaga kesehatan tulang, cara untuk menjaga kesehatan mental